Pertama, bahwa mata sebelah kirinya buta, dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak buta.
Kedua, bahwa tertulis di antara kedua belah matanya ‘kafir’ yang dibaca setiap muslim yang pandai membaca dan yang tidak.
Ketiga, bahwa ia dilihat di dunia dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak bisa dilihat oleh seseorang kecuali ia telah mati.
Hal itu ditunjukkan oleh hadits Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu dalam riwayat Muslim pada bab Fitnah Dajjal pada sabdanya:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia
datang kepada suatu kaum, lalu mengajak mereka. Maka mereka beriman
dengannya dan menerima ajakannya. Ia menyuruh langit (untuk hujan) maka
ia menurunkan hujan dan menyuruh bumi (untuk menumbuhkan tanaman) lalu
ia menumbuhkan( tanaman) hingga sabdanya tentang Dajjal: kemudian ia
memanggil seorang laki-laki yang kuat lalu menebasnya dengan pedang,
memotongnya dua bagian yang tepat lalu ia memanggilnya, maka ia datang,
muka berseri dan tertawa.” (HR. Muslim 2937).
Dan dalam riwayat Muslim rahimahullah yang lain, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dalam sabdanya:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Pada
hari itu keluarlah seorang laki-laki sebaik-baik manusia atau dari
sebaik-baik manusia, lalu ia berkata kepadanya (Dajjal): ‘Aku bersaksi
bahwa engkau adalah Dajjal yang diceritakan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada kami.’ Dajjal berkata: ‘Bagaimana pendapatmu
jika aku membunuh ini kemudian menghidupkannya, apakah kamu ragu dalam
perkara? Mereka menjawab: Tidak. Lalu ia membunuhnya, kemudian
menghidupkannya. Lalu ia berkata ketika ia menghidupkan: Demi Allah,
sebelumnya aku belum pernah merasa lebih melihat (mengerti, paham) dari
pada aku sekarang.’ Beliau bersabda: ‘Maka Dajjal ingin membunuhnya
namun ia tidak bisa melakukannya.’ (HR. Muslim 2937)..
Dan dalam riwayat Muslim rahimahullah pula:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya
ada air dan api bersama Dajjal, maka apinya adalah air yang dingin dan
airnya adalah api, maka janganlah kamu binasa.” (HR. al-Bukhari 7130 dan Muslim 2934).
Dan yang terakhir inilah yang dikatakan padanya: bahwa ia adalah khayalan (qamrah).
Dan cerita lainnya dari yang
disebutkan dari ceritanya bukanlah khayalan, akan tetapi kenyataan yang
diberlakukan Allah subhanahu wa ta’ala di atas tangannya untuk menjadi
cobaan yang berbeda dengannya yang baik dari yang buruk, disertai adanya
hujjah atas kebohongannya dalam pengakuannya terhadap ketuhanan.
Imam Muslim radhiyallahu ‘anhu
berkata: ‘Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb menceritakan kepada kami, ia
berkata: Walid bin Muslim menceritakan kepada kami. Ia berkata:
Abdurrahman bin Yazid bin Jabir menceritakan kepada saya. Ia berkata:
Yahya bin Jabir ath-Tha’i qadhi Himsy (Aleppo, Siria) menceritakan
kepada saya. Ia berkata, "Abdurrahman bin Jubair menceritakan kepada
kami. Dari bapaknya Jubair bin Nufair al-Hadhrami, sesungguhnya ia
mendengar Nawwas bin Sam’an al-Kilabi radhiyallahu ‘anhu.
Semoga kita terhindar dari keburukan fitnah-fitnah Dajjal
Wabillahittaufiq, semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !